Selasa, 30 Juni 2009

Memotivasi Diri

Bersiap tinggal landas. Temukan apa motivasi Anda dan sesuaikan dengan rencana Anda. (CHARLOTTE CUTHBERTSON/THE EPOCH TIMES

Pernahkah Anda merasa mempunyai keinginan melakukan segala hal, tapi Anda tidak termotivasi. Bagaimanapun satu hari berganti menjadi satu minggu dan satu minggu berganti menjadi satu bulan, dan Anda menyadari bahwa Anda masih belum mengerjakan rencana apapun atau Anda telah melakukannya namun hasilnya lebih lambat daripada siput.

Apa motivasi Anda? Ini benar-banar pertanyaan penting sebab jika Anda dapat menggambarkan, Anda dapat memanfaatkannya dan menggunakan informasi itu untuk membantu Anda menghentikan kebiasaan menunda segala sesuatu.

Tidak penting apa yang memotivasi orang lain

Dengan sedikit penggalian dan analisa seperti ini dapat membantu Anda menggambarkan dengan jelas apa yang sesuai dengan Anda. Apa yang sesuai dengan Anda mungkin tidak sama dengan sesuatu yang sesuai untuk teman terbaik Anda.

Kita semua termotivasi oleh sesuatu yang berbeda. Banyak dari kita termotivasi melalui pujian, sebagian dengan kenaikan jabatan, sebagian dengan penghargaan seperti liburan atau pakaian baru, dan yang lainnya... dengan coklat.

Saat merinci satu persatu apa motivasi saya, saya temukan sedikit hal yang pasti menggerakkan saya: batas akhir, pandangan masa depan saya, dan komitmen saya pada lainnya. Kadang-kadang saya beruntung telah mendapatkan ketiga-tiganya dalam satu proyek, dan kadang hanya satu, tapi tanpa satupun dari hal ini, saya akan cenderung menjelajah internet, menonton televisi, bersih-bersih, atau hal lain yang di luar rencana yang ingin saya selesaikan.

Tiga proyek yang Anda selesaikan

Pikirkan tiga proyek terakhir yang Anda selesaikan dengan segala upaya, tapi juga memberi kepuasan. Adakah kondisi yang umum terjadi? Apakah yang membuat Anda tetap termotivasi? Apa yang membuat Anda tetap bekerja keras?

Bagaimana Anda dapat menggunakan wawasan ini dan menerapkannya pada proyek Anda yang sedang berlangsung atau proyek mendatang yang mungkin ti-dak terlalu membuat Anda termotivasi.

Ketika saya tidak dapat memperoleh dorongan pada sebuah proyek yang untuk beberapa alasan terlihat menakutkan, saya akan menerapkan satu taktik jitu saya. Saya akan membuat batas waktu yang saya ciptakan sendiri dan/atau saya akan berjanji pada orang lain bahwa saya akan menyelesaikannya dalam jangka waktu tertentu dan melaporkan pada mereka ketika saya telah menyelesaikannya.

Jika proyek itu adalah suatu tulisan, komentar terhadap tulisan itulah yang sering memotivasi saya, jadi sejalan dengan janji saya, saya mungkin akan meminta seseorang untuk memberi tanggapan sebagai penghargaan atas selesainya proyek itu sesuai batas waktu yang ditentukan.

Ketika penguatan positif tidak bekerja

Ada satu hal yang juga membantu saya termotivasi ketika dorongan positif tidak bekerja. Saya akan menjauh dari kesenangan saya selama proyek dilakukan, dan saya akan mengatakan pada lainnya bahwa saya bertanggung jawab penuh pada proyek tersebut sehingga saya tidak sempat kembali ke kehidupan saya.

Sebagai contoh, saya mungkin akan mengatakan bahwa saya tidak dapat memeriksa e-mail saya, ataufacebook saya, atau membaca buku favorit saya, dan lain-lain, sampai segmen awal dari proyek terpenuhi.

Untuk Anda, motivator mungkin dapat berupa umpan balik dari yang lain, hubungan sosial, kesunyian, lingkungan kerja yang kreatif atau damai, kutipan yang memberi inspirasi, atau pujian kecil yang ditempatkan di kalender, cermin, atau pada pekerjaan yang telah Anda selesaikan.

Masih tidak ada inspirasi…

Kadang kita harus menyadari dan menerima bahwa sebuah proyek sebenarnya bukan diperuntukkan bagi kita. Hal ini terdengar bagus, tapi hati kita mengatakan bukan seperti itu, atau kita telah melakukan terlalu banyak untuk proyek itu.

Mendelegasikan proyek pada orang lain atau dengan sederhana melepaskannya dan mengeluarkannya dari daftar yang harus Anda kerjakan dapat memberi penyegaran baru dan memberi Anda energi yang Anda butuhkan untuk melakukan sesuatu yang benar-benar Anda pedulikan. (Melissa King/The Epoch Times/arf)

ERABARU News

Jumat, 26 Juni 2009

Indonesia bakal memiliki perpustakaan termodern, terbesar dan terindah di dunia

Indonesia bakal memiliki perpustakaan termodern, terbesar dan terindah di dunia yang akan berlokasi Universitas Indonesia (UI) Depok di areal seluas 2,5 hektar. Pihak Rektorat UI dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (30/5), menyebutkan, gedung perpustakaan yang memiliki luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai yang pemancangan tiang perdana akan dilakukan Senin (1/6) ditargetkan pembangunnya selesai pada Desember 2009.

Deputy Director Corporate Communications UI Devie Rahmawati menyatakan, proyek yang merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun tahun 1986-1987 itu didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp 100 miliar. Gedung perpustakaan tersebut dirancang dengan konsep “sustainable building” yang mana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik.

Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air dan kertas hingga hal inilah yang menjadikan sebagai perpustakaan terbesar, termodern dan terindah di dunia. Perpustakaan pusat UI tersebut akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari selain itu juga akan menampung 3-5 juta judul buku.

Sistem ICT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain. Sedangkan perpaduan gaya arsitektur yang unik serta lokasi perpustakaan di tepian danau Kenanga UI yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan merupakan keindahan bagi perpustakaan tersebut.

suka artikel ini mohon klik

http://www.bubuawards.com/ba2009/vot…PZW5JC8OQ6T/17

thks

lieagneshendra

Senin, 15 Juni 2009

Telapak Kaki Manusia Berusia 40000 Tahun Dapat Menuliskan Sejarah Baru

telapak-kaki-kuno

KAKI TUA DI DUNIA BARU : 40,000-tahun telapak kaki manusia di Mexico terbuat dari debu vulkanik dapat menggoyahkan teori yang sudah lama berdiri tentang migrasi manusia ke Amerika Utara dari kepala sampai ke jari kaki. (Liverpool John Moores University - Bournemouth University)

Ilmuwan Inggris percaya bahwa di Mexico pusat ada diperkirakan tapak kaki manusia berumur 40,000 tahun. Penemuan ini dibuat untuk menantang penelitian sebelumnya yang mengatakan kedatangan manusia pertama di Amerika mendekati 13,500 tahun yang lalu.

Penemuan ini dilakukan pada tahun 2003 oleh Professor Mathew Bennet, dari universitas Bournemouth dan Dr. Silvia Gonzalez, dari universitas Liverpool John Moores. Tapak kaki ini ditemukan di daerah pertambangan kuno dekat pegunungan Cerro Toluquilla di lembah Valsequillo, terletak dekat Puebla, selatan kota Mexico.
Menurut Dr. Gonzalez, tapak kaki ini berbentuk fosil pada debu vulkanik di pesisir danau vulkanik kuno.
Dr. Gonzalez percaya bahwa perubahan cuaca dan letusan gunung Cerro Toluquilla menyebabkan tingkat ketinggian danau vulkanik menjadi lebih tinggi dan menurun, dan memperlihatkan lapisan debu vulkanik Xalnene. Dr. Gonzalez mengatakan jejak kaki ini terjadi ketika ketinggian air meningkat dan mengakibatkan ini menjadi sekaras betonan. Jejak kaki ini ditemukan pada waktu pekerja tambang memindahkan kurang lebih tiga yard endapan danau yang mengendap di atas lapisan debu vulkanik dimana jejak kaki tersebut berada.
Menggunakan teknologi laser, sekelompok tim ilmuwan menganalisa jejak kaki itu dan memperkirakan umurnya sekitas 40,000 tahun lalu. Penemuan ini mendapat tantangan dari penemuan sebelumnya tentang ide penduduk pertama Amerika.
Sebelumnya komunitas ilmuwan percaya bahwa manusia pertama tiba di Amerika Utara setelah jaman es lalu sekitar 13,500 tahun yang lalu.
Dipercaya bahwa manusia menyeberangi jembatan tanah yang dulu pernah ada dari Asia menuju yang sekarang dikenal dengan Alaska dan akhirnya menempati seluruh benua.
Teori ini didukung oleh penemuan peralatan batu bernama Clovis. Peralatan ini diperkirakan berumur 13,500 tahun yang lalu.
Profesor David Huddart, dari universitas Moores, dan kolabolator penemuan ini mengatakan: "Penemuan jejak kaki manusia berumur 40,000-tahun di Mexico berarti model kehadiran manusia 'Clovis Pertama' tidak lagi bisa diterima sebagai bukti pertama kehadiran manusia di Amerika”.
Dr. Gonzalez mengatakan penemuan ini mendukung teori bahwa koloni pertama mungkin datang melalui air, menggunakan rute migrasi perairan Pacific, daripada dengan jalan kaki dan berkelompok kelompok datang ke Amerika pada waktu berbeda.(erabaru.or.id)*

ERABARU News

Sabtu, 06 Juni 2009

10 Wanita Terkejam di Dunia

10. Williamina “Minnie” Dean 1844 – 1895

clip_image001
Minnie Dean adalah satu-satunya wanita yang dieksekusi dalam sejarah Selandia Baru. Dia dieksekusi dengan digantung. Berkedok menyelamatkan gadis muda yang miskin, wanita iblis ini membunuh anak mereka dan mengambil uang mereka untuk meningkatkan gaya hidupnya. Pada waktu itu, wanita muda yang hamil tanpa suami dijauhi oleh masyarakat. Hal ini memunculkan suatu kejadian phenomena yang disebut “baby farming” dimana orang akan mengajukan diri untuk mengambil anak mereka dan membesarkan mereka dengan gaji dari pemerintah. Dean adalah salah satu orang tua asuh, tetapi daripada membesarkan anak-anak itu, dia justru membunuh mereka ketika ada kesempatan dan mengambil gaji itu. Hal ini sangat memungkinkan dilakukan karena orang tua adopsi tidak harus mendaftar sesuai hukum. Dalam banyak kasus, anak-anak itu lenyap di rumah para orang tua asuh ini. Dean membunuh paling tidak 3 anak tetapi banyak orang yang menduga dia membunuh lebih dari itu. Saat ini, tulang dari 3 anak itu disimpan didalam museum pribadi polisi Selandia Baru.

9. Dorothea Puente 1929
clip_image002
Dorothy Puente adalah wanita tua yang menjalankan usaha rumah kos. Selama dia menjalankan usaha ini, dia pelan-pelan membunuh orang-orang yang tinggal bersamanya dan memalsukan tanda tangan mereka untuk pemeriksaan keamanan. Dia tidak mengijinkan penyewa-penyewa itu untuk menggunakan telepon atau surat. Dia akan mengambil semua uang yang dikirim untuk para penyewa itu dan menyimpannya untuk dirinya sendiri. Para korbannya biasanya sedang mabuk, dan menderita schizophrenia. Salah satu mayat yang ditemukan di kebun belakang, ditemukan tanpa kepala, lengan, dan kaki. Uang yang dia curi, dia pakai untuk pakaian-pakaian mewah, parfum dan operasi pengencangan kulit muka sesaat sebelum dia tertangkap. Puente tidak memperlihatkan penyesalan yang dalam atas kejahatan yang dia lakukan dan saat ini dia berada dipenjara dengan hukuman seumur hidup.

8. Karla Homolka 1970

clip_image003
Korban : 3 (diduga ada 5 orang lainnya) Karla Homolka adalah pembunuh serial dari Kanada yang menarik perhatian media diseluruh dunia ketika dihukum karena membantu suaminya, Paul Bernardo untuk memperkosa dan membunuh gadis-gadis remaja, termasuk juga adiknya sendiri Tammy Homolka. Karla merekam kebrutalan dan pembunuhan gadis muda yang dilakukan oleh suaminya, rekeman video ini digunakan untuk melawan mereka dipengadilan dan beberapa bagian dapat disaksikan diinternet walaupun pemerintah Kanada meminta agar video itu dihapuskan. Yang lebih mengejutkan lagi, Homolka dibebaskan dari penjara pada tahun 2005 setelah hanya dihukum 12 tahun dan sekarang hidup di West Indies.

7. Elena Ceauşescu 1916 – 1989

clip_image004
Elena Ceauşescu merupakan orang Rumania yang menyatakan diri sebagai ilmuwan, istri dari pimpinan komunis Romania Nicolae Ceauşescu, dan wakil perdana menteri Romania. Romania menyatakan bahwa Elena Ceauşescu bertanggungjawab atas pembebasan dari kontrol kelahiran yang menciptakan kondisi krisis selama tahun 1970-1980an, menghasilkan membanjirnya bayi yang tidak diinginkan. Bayi-bayi, dan anak-anak tersebut akhirnya tinggal di tempat yatim piatu. Dia juga mengepalai komisi kesehatan lingkungan, dimana dia menyangkal adanya AIDS di Rumania, yang merupakan salah satu kasus paling besar didunia barat. Dia juga bertanggungjawab atas kehancuran gereja-gereja dan pendistribusian makanan yang pada tahun 1980an terletak di Rumania. Dia akhirnya dieksekusi atas kejahatannya yang melawan kemanusiaan dan pengeksekusinya meneriakkan “pergilah ke neraka” ketika menghukumnya.

6. Elizabeth I of England 1533 – 1603

clip_image005
Elizabeth I, dalam perintah untuk menindas paham Katolik, ribuan penganut Katolik di Inggris dan Irlandia dibunuh. Selama dia melakukan hal-hal baik untuk kehormatan parlemen, dia juga merupakan raja yang kejam. Sebagai tambahan, Elizabeth memberikan Queen Mary of Scots tempat perlindungan, lalu tiba-tiba mengkhianatinya dan meletakkan dia didalam penjara selama hamper 19tahun, lalu membunuh dia. Dia menganjurkan perompakan melawan kapal-kapal Spanyol dan mendukung penukaran budak.

5. Marybeth Tinning 1942

clip_image006
Antara tahun 1972 dan 1985, Tinning mempunyai 8 anak, dimana semuanya ia bunuh, dan anak adposi yang dia bunuh juga. Selama waktu kematian, tidak ada satupun yang curiga bahwa dia membunuh mereka, dan justru menyalahkan kelainan genetic. Hal ini terjadi walaupun anak adopsinya adalah anak ketujuh yang dibunuh. Dia mengaku bahwa dia mencekik anak-anaknya, tetapi kemudian dia menarik kembali pengakuan itu. Dia dihukum 20 tahun penjara, dan kedua permintaan pembebasan bersyarat ditolak.

4. Rosemary West 1953
clip_image007
Bersama suaminya Fred, Rosemary West dipercaya telah menyiksa dan membunuh 12 wanita muda. Pada agustus 1992 Fred West ditangkap setelah tertuduh memperkosa anaknya yang berumur 13 tahun sebanyak 3 kali, dan Rosemary West ditangkap atas kekejaman terhadap anak. West mengembangkan kebiasaan untuk mengambil anak-anak perempuan dari pemberhentian bus disekitar Gloucester, Inggris dan memenjarakan mereka dirumah mereka untuk beberapa hari sebelum membunuhnya. West mempunyai nafsu seksual yang besar sekali dan menikmati perbudakan ekstrem dan seksual sadomasocithistic. Rosemary adalah seorang biseksual dan banyak korban-korban mereka untuk kepuasan seks dia dan suaminya. West juga bekerja sebagai pelacur. Dua dari anak mereka adalah anak dari kliennya. West adalah salah satu dari hanya dua wanita yang pernah dihukum mati dipenjara di UK (yang lainnya adalah Myra Hindley yang sudah meninggal saat ini)

3. Phoolan Devi 1963 - 2001
clip_image008
Korban : 22 +

Phoolan Devi adalan dacoit India (perampok bersenjata) yang mempunyai karir singkat sebagai politican nantinya. Pada 1970an dia diculik oleh dacoit gank dan dia akhirnya bergabung dengan mereka untuk melakukan kejahatan. Pada satu saat dia diperkosa oleh grup laki-laki di Behmai. Dia memilih untuk lari dan melanjutkan hidupnya untuk melakukan kejahatan, merampok dari orang-orang kaya. Lalu dia akhirnya kembali ke Behmai dan dia memerintahkan semua laki-laki untuk berbaris dan menembak mereka semua. Paling tidak sekitar 22 laki-laki terbunuh. Lalu dia akhirnya ditangkap dan menghabiskan 11 tahun penjara. Dia masuk kedalam dunia politik, tetapi hanya dalam waktu yang singkat karena adanya pemberontakkan. Secara mengejutkan, tahun 1998, Phoolan Devi dinominasikan untuk mendapatkan penghargaan Nobel oleh beberapa anggota parkemen Inggris. Pada tahun 2001, dia dibunuh oleh seorang laki-laki dalam usaha balas dendam atas pembunuhan yang ia lakukan di Behmai.

2. Delphine LaLaurie 1775 - 1842
clip_image009
Korban : 10+

LaLaurie adalah kaum socialite yang kejam yang tinggal di New Orleans. Rumahnya adalah ruangan yang penuh dengan horror. Pada 10 April 1834, kebakaran terjadi di dapur dan pemadam kebakaran menemukan 2 budak yang dirantai pada kompor, dimana diyakini merekalah yang memacu kebakaran untuk mendapatkan perhatian. Pemadam kebakaran dipandu oleh budak yang lain menuju keloteng dimana terdapat hal yang lebih mengejutkan. Lebih dari satu dosin budak cacat dan buntung terbelenggu di tembok atau lantai. Beberapa menjadi subjek untuk percobaan obat yang mengerikan. Seorang laki-laki terlihat sebagai bagian pertukaran seks yang ganjil, seorang wanita terjebak di kandang yang kecil dengan lengannya yang rusak dan terlihat seperti kepiting, dan wanita lainnya tanpa tangan dan kaki, dan adanya tambalan daging pada dirinya agar terlihat seperti ulat bulu. Beberapa mulutnya dijahit dan kelaparan sampai mati, yang lainnya lagi tangannya dijahit dengan bagian badan yang lainnya. Kebanyakan ditemukan mati, tetapi beberapa masih hidup dan beberapa memohon untuk dibunuh agar tidak menderita lagi. LaLaurie lari sebelum dia diadili dan dia tidak pernah tertangkap.

1. Jiang Qing 1914 - 1991
clip_image010
Korban : 500.000 +

Jiang Qing adalah istri dari Mao Tse-tung seorang dictator komunis di China. Karena kepintarannya menyusun gerakan dia mendapatkan posisi yang paling berkuasa didalam partai komunis (berkuasa seperti Presiden). Dipercaya bahwa dialah otak dibalik Revolusi Budaya Cina (dimana dia menjadi wakil pemimpin). Selama Revolusi Budaya, banyak aktifitas ekonomi yang berhenti dan bangunan-bangunan kuno, artifak, barang-barang antik, buku-buku, dan lukisan-lukisan yang tidak terhitung banyaknya hancur oleh Red Guards (pasukan merah). Selama 10 tahun Revolusi Budaya juga berpengaruh kedalam sistem pendidikan yang diberhentikan dan banyak orang-orang pintar dikirim ke kamp tahanan. Jutaan orang di Cina dilaporkan mengalami penyiksaan hak-hak asasi selama Revolusi Budaya. Jutaan lainnya juga pemecatan secara paksa. Perkiraan korban kematian, orang sipil dan pasukan merah, baik dari orang barat dan orang timur sekitar 500.000 dalam kekacaubalauan pada tahun 1966-1969 tetapi perkiraan tersebut naik lagi menjadi 3 juta dari 36 juta orang yang dianiaya. de/2008

by lieagneshendra

Selasa, 02 Juni 2009

Tragedi Manohara di Relief Borobudur

Selasa, 2 Juni 2009 | 23:25 WITA

SEJAK awal kasus Manohara mencuat ke publik, para pemandu wisata di Borobudur mendiskusikan soal kesamaan nama itu dengan relief candi. "Kasus itu menjadi bahan cerita aktual kami kepada wisatawan," kata Hatta, seorang pemandu wisata Candi Borobudur.
KEMUNGKINAN memang ada kesamaan pesan antara cerita duka yang dialami Putri Manohara sebagaimana yang terpampang di deretan relief di sebelah barat Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu dengan kisah duka Manohara Odelia Pinot (17).
Manohara belum lama ini berhasil melarikan diri dari kehidupannya di istana Kerajaan Kelantan, Malaysia dan pulang ke Indonesia. Setelah pernikahannya pada tanggal 26 Agustus 2008 dengan Tengku Muhammad Fakhry, Pangeran Kerajaan Kelantan, Manohara dikabarkan hanya sebentar menikmati bulan madu bersama suaminya.
Fakhry yang diduga menderita perilaku seksual menyimpang sering kali melakukan kekerasan terhadap dirinya. Kini Manohara Pinot telah berada di pangkuan ibu tercintanya di Jakarta.
Manohara mengaku bekas luka di bagian tubuhnya akibat siksaan suaminya masih ada. Pihaknya akan memproses secara hukum atas kekerasan yang dilakukan suaminya kepada dirinya. Pengakuan tindak kekerasan yang dialaminya yang diwartakan berbagai media massa di Indonesia akhir-akhir ini telah menyentuh rasa terenyuh publik.
Budayawan Borobudur, Ariswara Sutomo, mengatakan relief Putri Manohara di relief candi Buddha terbesar di dunia itu menuturkan perlakuan buruk keluarga mertuanya di suatu kerajaan, tempatnya tinggal, yang membuat dirinya pulang ke Kerajaan Manusia Burung.
Putri Manohara yang ada di relief deretan bawah, di dinding utama sebelah barat, di lorong lantai dua Candi Borobudur itu digambarkan sebagai putri berwajah cantik dengan dua kaki burung. "Cerita asli Putri Manohara itu ada di Buku Jataka-Avadana," katanya.
Seorang pemburu bernama Halaka, katanya, dikisahkan menangkap dengan jaring istimewa manusia burung di suatu pemandian. Manusia burung yang tampak cantik itu adalah putri dari Kerajaan Manusia Burung yang bernama Manohara.
Seorang pangeran menukar Putri Manohara dengan suatu hadiah melimpah kepada Halaka. Dikisahkan, Manohara hidup bahagia sebagai istri Sang Pangeran.
Tetapi, pihak keluarga mertuanya tidak suka dengan Putri Manohara. Ibu mertuanya itu menjadi otak bencana duka bagi kehidupan Putri Manohara itu.
Saat Sang Pangeran mendapat tugas berperang melawan musuh di garis terdepan, Manohara diusirnya dari kerajaan itu. Dia lalu pulang ke kampung halamannya di Kerajaan Manusia Burung, sambil mengusung segala dukanya.
Suaminya yang pulang dari medan peperangan sedih karena tidak menjumpai istri tercintanya di istana. Ia lalu menemui Halaka untuk mencari Manohara.
Halaka dikisahkan tidak mengetahui tempat tinggal Putri Manohara. Ia hanya memberitahu Sang Pangeran bahwa dirinya sering menjumpai sekumpulan manusia burung di suatu telaga.
Pangeran pun kemudian mencari Putri Manohara di telaga itu. Dia hanya menemukan beberapa manusia burung dan tidak ada Manohara di tempat itu. Ia kemudian menitipkan sebuah cincin perkawinannya kepada seorang di antara sejumlah manusia burung untuk disampaikan kepada Putri Manohara.
"Ceritanya, semula Manohara takut kembali kepada Sang Pangeran, namun demi kesetiaannya sebagai istri, ia lalu memutuskan kembali kepada suaminya. Cerita itu berakhir dengan relief yang menggambarkan kebahagiaan Putri Manohara," katanya.
Kisah Manohara memang sampai saat ini belum berakhir dengan suatu kebahagiaan sebagaimana Putri Manohara di relief Borobudur.
Kembali ke pangkuan ibunya, Daisy, mungkin melegakan Manohara. Tetapi, luka batin akibat tindak kekerasan suaminya mungkin masih bernanah. "Kisah penderitaannya mungkin sama," kata Ariswara yang juga penulis buku "Temples of Java" itu.
Menurut dia, ada kemungkinan orangtua Manohara memberi nama putrinya, "Manohara", berdasarkan pengetahuannya tentang cerita yang ada di dalam satu kitab buddhis itu.
Kisah Putri Manohara, katanya, tentu dikenal di negara-negara dengan penduduk mayoritas pemeluk Buddha seperti India, Tibet, Thailand, dan di Candi Borobudur yang dibangun di antara Kali Elo dengan Progo, Kabupaten Magelang, sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu.
Pengelola kepariwisataan Candi Borobudur, PT Taman Wisata Candi Borobudur, menggunakan "Manohara" sebagai nama hotel yang berada di dalam kompleks taman itu.
Hatta yang juga Sekretaris Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Magelang itu mengaku, sebagian besar rombongan pelajar yang berwisata di Candi Borobudur akhir-akhir ini menanyakan tentang kisah Putri Manohara karena adanya kesamaan nama dengan mantan model itu.
"Banyak pelajar yang tahu kalau ada cerita Putri Manohara di Candi Borobudur, mereka menanyakan dan kami menuturkan sebagai tautan aktual atas kisah Sidarta Gautama yang menjadi lakon dari cerita Candi Borobudur," katanya.
Kini kepariwisataan Candi Borobudur memasuki musim kunjungan pelajar yang mengisi liburan sekolah tahun 2009. Ia mengaku, relatif tidak banyak wisatawan mancanegara yang bertanya tentang kisah Putri Manohara di Candi Borobudur. "Ada peningkatan intensitas cerita Manohara kepada wisatawan nusantara, mungkin karena sesama Indonesia, mereka lebih memperhatikan adanya kesamaan nama itu," katanya. (ant)

* * * * *

THE STORY OF PRINCE SUDHANA AND MANOHARA

"I call to mind my teacher's words:
so this was what he meant!
Be careful to do nothing of which you might repent.
Whatever a man does,
the same he in himself will find:
The good man, good;
and the evil man that evil he has designed.
For our deeds are all like seeds,
bringing forth fruit in kind."

The story of Prince Sudhana and the kinnari Manohara appears in the Divyavadana. The rendition of the tale that appears below is based on the translation by N. J. Krom that appears in Barabudur: An Archaeological Description.

Relief 1. The king and court of the kingdom of North-Pancala.
In the land of Pancala there once reigned two kings: one over the North and the other over the South. The northern kingdom enjoyed great prosperity, due in part to the goodness of the king, who ruled his subjects justly. The other cause of the northern kingdom's prosperity was the presence of the naga serpent Janmacitraka whose presence in a lake near the capital caused the rains to come on a regular basis.
The condition of the southern kingdom, however, was entirely different indeed. Because the kingdom's monarch was cruel and unjust, none of the area's divine beings troubled themselves over whether or not the rain fell. And so many of the southern kingdom's inhabitants had to abandon their homes and re-settle in the north.
Relief 2. The king of South-Pancala journeys throughout his kingdom.
The king of South-Pancala eventually noticed all the deserted villages and neglected temples while he was away from the capital on a hunting expedition. When he inquired after the cause of this calamity his ministers begged to be excused from punishment and then told him the truth: that the king's own cruel and injust behavior was in part responsible for the kingdom's ruinous state.
After promising to henceforth rule justly, the king sought for a way to bring the rain-causing naga Janmacitraka to the South. Hearing that the best means to achieve this was through enchantment, the king issued a proclamation that whosoever should bring Janmacitraka to South-Pancala would receive a basket of gold. Attracted by the prospect of a handsome reward, a snake-charmer appeared in court to offer his services. After agreeing to undertake the task, the snake-charmer set out for the lake in North-Pancala where the naga Janmacitraka resided. After taking a look round the lake, the snake-charmer declared that through his power of his enchantment he would be able to capture the naga in seven days.
Relief 3. The enchantment and rescue of the naga Janmacitraka.
Meanwhile Janmacitraka became aware of what was going on and believing When the naga Janmacitraka found out what was going on he realized that he would be unable to withstand the snake-charmer's speels of enchantment. So he sought the help of a hunter named Halaka, who made his living along the shores of the lake. Halaka and the naga hit upon a plan in which the hunter would hide near the lake and shoot an arrow through the enchanter as soon as the snake-charmer began to cast his magic spell, but not actually kill him until he had forced the snake charmer to destroy the enchantment. And this was exactly the way it happened.
Relief 4. Halaka is entertained by the nagas.
Upon the death of the snake-charmer, Janmacitrak rose up out of the lake, embraced his rescuer and invited him to visit his naga parents, who would undoubtedly receive Halaka with delight as well as shower many gifts upon him. While on his way to visit the nagas, Halaka stopped at the hermitage of a rishi and told the sage what had happened. The rishi advised Halaka that, instead of jewels, to ask for the never-failing lasso that was in the nagas' possession. After receiving the lasso, Halaka returned home joyfully.
Relief 5. The hunter captures the kinnari princess.
In the pursuit of his calling, Halaka eventually came to the foot of a mountain, where he met another rishi wo lived beside a great lake. That rishi told him that the daughter of the kinnara king Manohara, together with her handmaidens, often came to this very lake to bathe. Now the male kinnara and the female kinnari are wonderous creatures with out equal, having the body of a bird but the head of a human being as well as a singing voice that was as sweet as nectar. In addition, they had the power to transform themselves into human forms of most dazzling beauty.
Halaka was determined to try and capture the kinnari princess and with the help of the magic lasso he was able to succeed in this task. As her attendants flew away in terror, Manohara submitted to her fate. She surrendered to Halaka the magic jewel that she bore on her forehead, which gave the hunter total power over her person.
Relief 6. Manohara is given to prince Sudhana.
At that very moment the crown-prince of North-Pancala approached the lake together with his hunting-party. Fearing that his lovely prisoner would be taken from him, Halaka thought it better to offer her to Prince Sudhana of his own free will. As soon as Prince sudhana set is eyes on the young beauty his heart was consumed with love. And so Sudana and Manohara returned to the court of North=Pancala. After the young couple were married they spent their days together in happiness.
Relief 7. The prince is sent out on a fighting expedition.
One day two brahmans had appeared in the city. One of them became the king's spiritual advisor or "purohita," while the other attached himself to the crown prince. This second brahman persuaded Sudhana to promise that he would appoint the brahman to be his purohita once he had ascended the throne. When the present king's purohita heard that he would lose his present position should Sudhana become the king, he devised a scheme that would get rid of the prince once and for all. He advised Sudhana's father to send the prince on a most dangerous mission-- to quell rebellion that had already caused seven other expeditions to fail.
Relief 8. Sudhana takes leave of his mother.
Before Sudhana set out to put an end to the rebellion,he went to see his mother, the queen. After giving her the precious gem from Manohara's forehead, the prince begged her to take care of his beloved wife.
Relief 9. Sudhana receives help from the yaksas.
While he was seated under a tree, not far from the rebellious country, he unexpectedly received help from an army of yaksas, sent to him by the yaksa-king under the command of his general Pancika. In this way he managed easily to crush the rebellion and hastened to prepare for the return journey.
Relief 10. The king is advised to sacrifice the kinnari.
That same night the king dreamed a dream that filled him with anxiety, which he asked the brahman to interpret. Although the purohita knew well that the meaning was only that the prince had been successful, he told the king that the dream predicted evil, which could only be averted by a solemn ceremonial sacrifice, and that the victim must be a kinnan. At first the king would not hear of Manohara being offered up, but at last he yielded.
Relief 11. Manohara's flight.
The intended victim came to hear of her fate; she fled to her mother-in-law and begged her to save her. The queen found no other way of rescue than to give back the magic jewel so that Manohara could take flight through the air. In order to make that her husband would find her, Manohara first went to the rishi near whose dwelling she had been captured; there she handed him a signet-ring to give to Sudhana when he should try to trace her, and told him the way to the land of the kinnaras.
Relief 12. Sudhana brings the tree of the rebels to his father.
After paying his respects to his father and presenting the treasures of the conquered enemy, Sudhana hastened to his palace to see his beloved Manohara.
Relief 13. Sudhana hears from his mother what has happened.
Here, to his horror, he heard what had happened; he then went to his mother who told him the truth of the matter. Now life was nothing to him without his beloved, so he searched for her everywhere but to no avail. Then it occurred to him to inquire of Halaka in what way he had met with her.
Relief 14. Manohara relates her adventures to her father.
Relief 15. Sudhana receives information from the rishi.
Halaka directed him to the hermitage of the rishi by the lake, and although the king tried to prevent the prince from getting away by setting guards on the walls of the city, he managed to escape and reach the rishi's dwelling. With the help of the ring, and following the directions given by Manohara, he reached the kingdom of the kinnara's after long travelling.


Relief 16. Sudhana and the water-drawing kinnaris.
At some distance from the capital he saw a number of kinnaris fetching water and was told it was for the bath of the king's daughter Manohara who could not get rid of the human smell. To announce his presence, he threw the ring into one of the water jugs; so it was recognised by Manohara in her bath and she at once questioned her servant whether any man had been seen outside the city.

Sudhana was then secretly brought into the palace and Manohara went to her father, king Druma, to find out what he would do with Sudhana. At first the king threatened to have him chopped into pieces, but soon changed his mind and became friendly; he received the prince graciously but all the same required him to give some proofs of his ability.

Relief 17. The archery-contest.
The prince brilliantly proves his skill in the use of the bow.
Relief 18. Sudhana recognises Manohara from the group of kinnaris.
The prince is required to pick out his beloved from a number of kinnaras who resemble her exactly. Needless to say he was able to select the right one.
Relief 19. The youthful couple enjoy themselves at Druma's court.
There was now nothing in the way of the young couple's happiness, and they passed their days pleasantly at the court of king Druma. After a while the prince began to long for his own country, and gaining the consent of Druma to depart, they returned to Pancala where they were received with rejoicing.
Relief 20. Sudhana and Manohara distributing gifts in Pancala.
Sudhana was enthroned king by his father and lived in great happiness with his beloved Manohara, not forgetting to show by charity and virtue that he understood how human happiness depends only on the virtuous conduct of former lives. (BOROBUDUR.TV)

=============================================
TRIBUN KALTIM ONLINE